Kamis, 15 Mei 2014
Posted by Lutfi Frastiko on 10.10 with No comments
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Iseng-iseng aja nih mau nulis, suntuk juga nge-game sambil buat skripsi, eh maksudnya buat skripsi sambil nge-game *aduh ketahuan XD*. Sambilan juga belajar ngetik sepuluh jari, soalnya cape juga ngetik sebelas jari terus.
Hidup, apa itu hidup? Yang jelas, hidup itu bukan health point seperti yang ada pada sebuah game yang pake monitor, kalo HP-nya bukan nol maka hidup, dan kalo nol maka dianggap mati, terus bisa dihidupkan kembali dan bisa berkali-kali. Hidup itu cakupannya sangat luas. Bila dibandingkan dengan kehidupan G yang sebenarnya, sebagian bisa diterawang dari isi yang ada di blog ini *ya tepat sekali, gado-gado :D*, maka makna dari hidup itu ternyata masih lebih luas lagi.
Dari kecil orang tua menyekolahkan kita agar kelak mendapatkan pekerjaan yang layak. Terus, nikah. Kemudian, punya anak. Lalu, giliran kita yang menyekolahkan anak agar kelak mendapatkan pekerjaan yang layak. Kemudian, tiba pada giliran sang anak yang mengikuti arus kehidupan yang sama seperti orang tuanya dulu. Begitu seterusnya, seperti membentuk sebuah lingkaran yang tiada berujung. Kita terkurung pada lingkaran yang sama. Apakah seperti itu yang dinamakan kehidupan sejati?
Kalo mikirnya sekolah buat dapat perkerjaan yang menghasilkan uang banyak, itu sebenarnya sudah melenceng dari arti sekolah itu sendiri. Bisa jadi juga, karena pemikiran yang seperti itu menciptakan banyak koruptor di negeri kita. Pikirannya hanya mendapatkan uang banyak saja. Pikirannya hanya menuju ke satu tujuan, "hidup santai masa depan cerah". Dari pemikiran itu juga yang menyebabkan seorang pelajar berbuat curang alias nyontek saat ujian.
Bagaimana mungkin seorang pelajar yang memiliki tujuan menggali ilmu di sekolah melakukan hal tercela seperti menyontek? Gak mungkin kan? Ya gak mungkin lah. Seseorang yang memiliki tujuan belajar dalam hidupnya akan malu bila melakukan hal tersebut.
Kalo sobat-sobat yang membaca tulisan ini ada yang mengatakan, "sok banget si penulis nih, kayak dia gak pernah aja ngelakuin hal ini", yaah G ngaku pernah melakukan hal tersebut, hehe *nah kan ketahuan*. Tapi, G berniat dan berusaha untuk tidak melakukan hal itu lagi. Rasa malu itu menghampiri dengan sendirinya, seolah-olah terlihat hidup dan menegur, "Hei G, ngapain lu sekolah kalo nyontek? Belajar gak serius, uang jajan ngalir terus. Siapa yang ngasih lu uang?" Kata-kata yang gentayangan itu serasa kena cubitan mama. *eh?
G coba berpikir lagi. Iya juga ya, nyontek itu sama dengan korupsi uang orang tua. Tapi, sebenarnya makna nyontek lebih dari itu. Nyontek itu dapat merusak otak, mempengaruhi otak menjadi malas. Nyontek itu sebenarnya menipu kita. Kita menipu diri sendiri. Pokoknya, untuk kita yang terlanjur pernah bersahabat dengan si sontek, mari sama-sama bertekad kuat memusuhinya, kayak memusuhi syetan. Tekadkan dalam hati. Takkan pernah melakukan hal itu lagi. Malu... Malu... Malu..
Enyah kau, sontek!!
Eh, kok malah bahas sekolah sih? *OOT melulu nih... :P
Pokoknya, hidup itu ibarat sebuah perjalanan... Ada yang lama, ada yang dekat. Ada yang sampai tujuan, ada juga yang kempes bannya di tengah jalan atau masuk jurang. Ada yang buruk jalannya, ada pula yang mulus. Ada yang banyak liku-likunya, ada pula yang lurus. Intinya, mau kemana arah tujuan perjalanan hidup kita. It's your choice, sob!!
Pesan terakhir *dari tulisan ini*, terinspirasi dari kata-kata Buya Hamka,
"Kalau hidup sekedar hidup, orang gila juga bisa"
Ok, sob. See you again for the next posting. ^_^
Categories: Coretan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar